Kehebohan Hari Kartini

  
Ada satu hari dimana kita dapat berkesempatan untuk memakai baju kebaya, selain untuk hari pernikahan, wisuda, kondangan, parade, dan tunangan. Hari itu biasa dirayakan pada tanggal 21 April dan disebut dengan Hari Kartini.
Sejak 3 hari yang lalu, Desi – kakakku yang paling nyebelin – sempat heboh karena adanya pengumuman bahwa tanggal 21 April ini, sekolah Nabika – anaknya Desi – bakal ngerayakan Hari Kartini dan seluruh siswa perempuan diminta untuk mengenakan kebaya sederhana. Karena ini adalah perayaan satu kali setahun, maka kami juga nggak mau kehilangan momen dong. Akhirnya berangkatlah aku ke toko baju depan yang kebetulan jual kutu baru buat anak-anak, dan memilih kutu baru warna pink untuk Nabika.
Pagi-pagi sekali tadi, Desi sudah ribut-ribut bangunin Nabika karena Nabika harus dandan hari ini. Sontak, aku yang tidur bareng Nabika jadi ikut-ikutan keganggu. Dan akhirnya setelah melewati pertengkaran yang begitu hebat, selesailah Nabika di dandanin oleh Mamanya.

Hasil akhir dandanan Nabika. Selamat Hari kartini pertamamu, Nak!
Berbicara tentang hari Kartini, pasti setiap orang memiliki kenangan di dalamnya, terutama saat sekolah. Aku sendiri memiliki 3 momen berharga yang masih melekat erat di pikiranku tentang Hari Kartini.

FASHION SHOW SAAT SD
Saat kelas 4 SD, waktu itu tahun terakhirku di SD 021 sebelum penggusuran, kami sempat melakukan perayaan Hari Kartini. Jadi ceritanya, siswa-siswa diminta untuk memakai pakaian adatnya masing-masing. Karena Bapakku wong Jowo dan pakaian adat wong Jowo paling gampang dicarinya, jadilah aku pakai baju adat wong jowo yang terkenal dengan warna hitam pekatnya. Sampai di sekolah, kami dibariskan di lapangan sekolah dan kemudian secara satu per satu diminta untuk melakukan fashion show. Kan maluk!
 
Ini aku dimasa suka bawa mainan rumah-rumahan ke kelas.

Selang 1 tahun kemudian, kala aku duduk di kelas 5 SD – saat itu aku sudah pindah sekolah ke SD 001 – aku diminta oleh guruku sebagai perwakilan kelasku untuk mengikuti lomba fashion show antar kelas dengan tema baju kebaya. Aku yang notababenenya belum punya kebaya, akhirnya pun segera dibawa mamaku ke tukang jahit untuk jahit kebaya baru. Saat hari H, jadilah aku pakai baju kebaya baru yang rodo kegedean dengan kagoknya. Dan aku pun kalah dalam kontes itu. Secara kagak bakat jadi model. But lucky me, karena dulu bajunya kegedean dan ukuran badanku yang segini-segini aja, akhirnya bajunya masih bisa dipake sampai sekarang.

Baju kebaya waktu SD yang masih bisa dipakai sampai sekarang.
Abaikan Nabika yang selalu ikutin aku dan sedang sibuk dengan gamenya.
PEMILIHAN PUTRA PUTRI POLTEKKES
Bulan April adalah hari spesial bagi kampusku, Poltekkes Kemenkes Kaltim. Karena di bulan inilah kami akan merayakan Pekan Dies Natalis (PDN) sebagai perayaan hari lahir kampus. Yey, seminggu penuh tanpa kuliah. Dan di setiap tahunnya, biasanya di penghujung PDN, kami melakukan pemilihan Putra Putri Poltekkes generasi baru. Jadi ceritanya, saat aku tingkat 2, tiba-tiba teman sekelasku minta aku buat maju di Putra Putri Poltekkes bareng Taufik – teman sekelasku yang macho – MALAM ITU. Padahal sesuai rencana yang akan maju saat itu bukan aku, tapi teman-teman yang lain tetap mau aku yang maju karena aku bisa bahasa Inggris. Ya, dalam pemilihan itu emang ada tanya jawab yang kalau kena zong bakal dapat soal berbahasa Inggris. Padahal Bahasa Inggrisku juga masih pas-pasan. Hm..
Berbekal dengan latihan jalan seadanya, gaun boleh nebeng, dan make up disponsori dana kelas, akhirnya pun aku maju pada malam harinya dengan Taufik. Aku masih ingat pertanyaan yang aku dapatkan malam itu, kurang lebih seperti ini “Jika kamu sebagai Putri Poltekkes, melihat teman kamu sedang merokok, apa yang akan kamu lakukan?”
Malam itu aku pun setidaknya menjadi Runner Up II Putri Poltekkes Tahun 2013. Sementara Taufik yang menjadi rekanku, menjadi Putra Poltekkes Tahun 2013. Taufik Hebat!


Sisa-sisa kenangan Putra Putri Poltekkes.

ASAL USUL HARI KARTINI
Raden Adjeng Kartini adalah sosok cantik dibalik hari peringatan ini. Wanita yang lahir dan besar di Jepara ini berhasil mengangkat derajat kaum wanita Indonesia dari keterbelakangan melalui pikirannya yang modern. Kartini wafat di usianya yang belia – 25 tahun – dengan cita-citanya yang masih berapi-api. Di sisa umurnya, Kartini memperjuangkan nasip wanita pribumi dengan menggoreskan tintanya dalam rangkaian surat yang kemudian ia kirimkan kepada rekannya, J.H. Abendanon. Kala raganya telah tiada, bulir-bulir tinda yang ia goreskan pada surat-surat itu tetap bergerak berjuang untuk meraih cita-cita untuk mendapatkan kesetaraan gender. Habis Gelap Terbitlah Terang adalah judul buku yang sering kita dengar saat duduk di Sekolah Dasar, di buku itulah surat-surat Kartini di abadikan sebagai jasa atas tercapainya emansipasi wanita.
Atas pemikiran R.A. Kartini yang begitu maju, Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Nasional sekaligus menjadikan tanggal 21 April sebagai peringatan hari lahirnya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 108 Tahun 1964.


Dia adalah R.A. Kartini. Dulu ia adalah seonggok daging yang berjuang mengangkat hak kaumnya, namun kini ia telah melebur bersama tanah. Meski begitu, ide pikirnya selalu hidup diantara sela-sela nafas wanita Indonesia. Karena dia adalah inspirasi kita.

Berbicara Hari Kartini, apa saja momen berhargamu saat Hari Kartini?

Comments