Ibu!

   Suara lantang nan merdu terdengar dari depan gang, suaranya seperti berasal dari dua rumah dari depan gang. Aku yang penasaran pun melangkahkan maju kakiku, berusaha untuk mendengar (atau tepatnya menguping) suara lantang yang terdengar dari depan gang sedari tadi. Terdengar seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya bersamaan dengan suara anak yang sedang menangis.
   “Sakinah! Coba kamu sholat biar kamu nggak di deketin sama sehat!” ucap sang Ibu dengan nada tinggi.
   “Iya nanti tu nah, coba nggak usah marah-marah.” bela sang anak.
   “Kamu itu dari dulu disuruh sholat iya-iya aja, tapi enggak juga dikerjakan. Kamu nanti dideketin setan, nanti kamu bisa-bisa ngelakuin maksiat. Bosan Ibu ngasih tau kamu nggak dengar-dengar, Sakinah!” lanjut marah sang Ibu.
   Sang anak pun hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. Sang Ibu mulai melangkah pergi dari hadapannya, merasa menang setelah bertarung dari anaknya, tanpa mengetahui kalau sang anak menangis bukan karena di marahin Ibunya, tetapi karena mantan dari sang anak punya pacar baru.

***

   Wahai sahabatku, Ibu adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada kita. Beruntunglah kalian yang masih memiliki Ibu saat ini. Bahagialah kalian yang memiliki Ibu yang baik dan perhatian. Dan celakalah kalian yang memiliki Ibu yang ingin mencincang tubuh kalian untuk dijadikan daging saat lebaran ketupat nanti. Hehe..
   Wahai saudariku, marah Ibu adalah salah satu bentuk perhatian beliau. Marah Ibu adalah salah satu usaha beliau untuk melindungimu dari hal-hal yang tidak baik. Marah Ibu adalah salah satu jenis cinta yang beliau berikan untukmu. Yakinlah, jangan pernah berpikir bahwa marah ibu adalah tanda benci kepadamu. Semarah-marahnya beliau kepadamu, beliau hanya ingin kamu menjadi yang terbaik baginya dengan caranya sendiri. Begitulah cara beliau mendidikmu. Kecuali kalau beliau marah-marah sambil nge-pack baju kamu ke dalam koper, itu artinya bukan marah lagi, tapi ngusir. Hehe..
   Ada nggak yang pernah dimarahin Ibu karena malas sholat, selain aku? Semoga banyak yang pernah biar aku ada temannya. Hehe. Bagaimana pun juga ibu adalah orang tua kita, beliau selalu menginginkan hal yang terbaik untuk kita, beliau ingin kita menjadi anak yang sholeh dan rajin beribadah, beliau ingin kita untuk mendapatkan surga, beliau juga pasti berharap anaknya memiliki suami seorang ustad yang ganteng dan kaya raya.
    Wahai muslimah, shalat adalah hal yang wajib untuk kita kerjakan. Shalat adalah dasar dari fondasi dari keseluruhan spiritual kita. Perlukah ibu memarahi kita dulu agar kita melakukan hal yang sudah sepatutnya kita kerjakan? Saya yakin tidak. Shalat merupakan hal yang wajib kita kerjakan, dan Ibu nggak seharusnya melelahkan dirinya untuk selalu memarahi kita agar kita mengerjakan shalat.
   Berikut ini saya lampirankan beberapa potong kata untuk ibu

Ibu..
Kau adalah darah yang mengalir di pembuluh darahku Kau adalah jaringan yang membangun seluruh organ tubuhku
Kau adalah oksgien di setiap nafasku
Ibu..
Terima kasih atas kehidupan yang kau berikan kepadaku
Terima kasih atas kasih sayang yang kau berikan selama hidupku
Terima kasih atas setiap kebahagiaan yang kau tujukan kepadaku
Terima kasih atas setiap inchi langkahmu untuk melindungiku
Ibu..
Maafkan anakmu ini yang selalu melawanku
Maafkan anakmu ini yang tidak selalu menuruti kata-katamu
Maafkan anakmu ini yang bertindak kurang ajar kepadamu
Maafkan anakmu ini yang belum bisa membahagiakanmu
Ibu..
Aku berjanji mendoakanmu di setiap shalatku
Aku berjanji akan membahagiakanmu
Aku berjanji tidak akan membuatmu merasa sia-sia telah melahirkanku
Aku berjanji akan memenuhi semua keinginanmu
Ibu..
Doakan aku memiliki umur yang panjang untuk membahagiakanmu 

   Untuk mengakhiri tulisan ini, saya ingin berpesan untuk bahagiakan lah Ibu kalian selagi beliau masih ada di dunia ini, doakan lah beliau selalu agar di ampuni dosa-dosanya, dan teruslah berbuat kebaikan agar dapat memperberat timbangan amal baik beliau.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang Ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (Qs. Luqman : 14)
   Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui atau pun yang lainnya. Tulisan ini hanya bersifat saling mengingatkan, termasuk untuk mengingatkan diri saya sendiri. Untuk teman-teman yang memiliki kisah tentang ibu silahkan di share di comment box di bawah ya, atau mention di twitter @dilafzy. Thanks for reading!

Comments