International Nurses Day 2016

Sumber : https://haemophiliascotland.files.wordpress.com/

Hari ini adalah tanggal 12 Mei, tanggal yang dikenal sebagai International Nurses Day (IND). Aku yakin, banyak manusia di muka bumi ini yang tidak mengetahui peringatan ini. Bahkan google yang terkenal dengan desain khusus logo “google” di setiap peringatan pun tidak memperingatinya. Aku saja yang telah terjun ke dalam dunia keperawatan sejak 2011, nggak bakal tau adanya peringatan ini jika aku tidak mendapatkan informasi dari social media.
Hari ini hampir semua perawat mengupload foto terbaiknya dengan background peringatan IND atau seragam perawat kebanggaan disertai dengan caption bijaknya. Dan hampir semua institusi pendidikan keperawatan memperingati hari ini meski pun hanya kecil-kecil. Kata “I’m proud to be nurse” pun sangat renyah disebutkan hari ini. Tapi pada kenyataannya, yakinkah kamu bangga menjadi seorang perawat? 
Cobalah tanyakan kepada setiap anak kecil, mau jadi apa mereka jika sudah besar nanti? Dan cobalah tanyakan kepada setiap orang tua, apa profesi yang diinginkan untuk anaknya tercinta? Aku yakin, tidak akan ada kata perawat di dalamnya. Bahkan sebagian besar perawat pun tidak menginginkan anaknya menjadi perawat. Kebanyakan mereka menginginkan anaknya untuk menjadi lebih dari mereka, seperti dokter, dosen, atau pun pengusaha. 
Dulu, aku pernah bertanya kepada Mamaku mengenai alasan Mamaku menyekolahkanku di jurusan keperawatan. Dan beliau berkata, “supaya kamu gampang dapat kerjanya”. Sekarang, jika aku bertanya kepada Mamaku, “Mama pengen aku jadi apa?”, maka beliau akan memintaku untuk menjadi dosen. Impian yang sungguh tinggi sekali dan bahkan masih sangat jauh untuk digapai. Saat aku bertanya apa alasannya, maka beliau akan bilang, “Masa kamu mau nyuci pantat orang setiap hari?”.
Ya, aku seorang perawat. Salah satu pekerjaan utamaku adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien-pasienku. Mulai dari memandikannya, menyikat giginya, menyuapi makanannya, hingga membantunya buang air. Sebagian masyarakat memandang miring profesiku. Mereka selalu menganggap kami sebagai pembantu dari profesi lain.
Jika kalian bertanya, apa aku bangga menjadi perawat? Maka aku bilang, tidak terlalu. Kuliah kami berat dan sangat melelahkan. Tapi di dunia pekerjaan, kami dihargai sangat rendah.Gaji kami kecil bahkan ada yang di bawah UMR. Untuk mendapatkan pekerjaan pun sama susahnya dengan profesi lain. Bahkan perempuan seumuranku pun pasti lebih memilih untuk bekerja sebagai banker, model, atau pun pengusaha yang bisa berlenggak-lenggok dengan cantiknya daripada menjadi seorang perawat.
Tapi, jika kalian bertanya, apa aku bahagia menjadi perawat? Maka aku akan bilang, iya. Menjadi perawat memang bukan impianku, tapi Allah menunjukku untuk menjadi seorang perawat melalui kedua orang tuaku. Bagiku perawat itu adalah profesi yang istimewa dan hanya terdiri orang-orang yang terpilih. Siapa yang bisa bertahan hidup setiap harinya dengan memandikan orang lain, membersihkan (sorry) kotoran orang lain, menjaga orang lain sepanjang malam, selain perawat? Aku bahagia saat aku bisa tersenyum dan berada di tengah-tengah pasienku, aku bahagia saat melihat pasienku bersih setelah kumandikan, aku bahagia saat menyisiri dan memberi bedak pada pasienku bak mendandani Barbie, aku bahagia bisa mengobrol dan melihat perkembangan pasien-pasien jiwaku, aku bahagia saat melihat pasienku tersenyum bahagia karena mereka akan pulang. Aku memang tidak terlalu bangga menjadi perawat, tapi aku bahagia bisa menjadi perawat.

Sumber : http://www.nursetogether.com/
Kebanyakan teman-teman sekolahku saat ini sudah berevolusi menjadi seorang dokter, notaris, arsitektur, bidan, atau pun profesi lainnya. Hanya ada segilintir orang yang memutuskan untuk menjadi seorang perawat. Tapi itu tidak menjadi masalah buatku. Karena aku bersyukur telah menjadi manusia pilihan untuk menjadi seorang perawat.

Comments