#saveourgeneration


Minggu pagi di Kenpark. Waktu itu aku baru aja selesai joging dan memutuskan untuk ngajak Anna & Bayu buat sarapan di Kenjeran, seperti yang pernah aku ceritain disini. Waktu itu ada kejadian yang bikin aku mengelus dada banget. Jadi waktu itu aku, Ana, dan Bayu memutuskan buat pulang. Di perjalanan pulang, kita nemu tempat bagus untuk poto yang membuat kami akhirnya memutuskan untuk berenti dan poto-poto dulu. Selesai poto, kami duduk-duduk sambil merhatiin orang lain yang lagi pada pacaran #eh. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menggunakan sepeda datang ke arah kami, dia mengenakan baju bola yang agak kucel, dan mukanya agak melas.

“Mbak, minta uang mbak” sebutnya.

Dengan hati yang tulus bak seorang bidadari, aku pun mengeluarkan uang 2000-an di dompetku. Mungkin ni bocah kehausan, pikirku. Anak kecil itu pun pergi setelah menerima uang 2000 itu dari aku. Aku pun melihat anak itu yang mulai mengayuh sepedanya dan berjalan menjauh. Tapi tiba-tiba anak itu berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan yang hanya berjarak 5 - 10 meter dari kami. Pasti beli minum, tebakku. Lalu sang ibu-ibu penjual pun datang menghampirinya, dan membuka pintu kotak yang aku yakini berisi rokok. And guess what? Tu anak ternyata beli rokok. Bangke banget! Dengan santainya dia ngerokok di balik warung, tanpa rasa bersalah. Waktu itu aku ngerasa nyesel banget. Aduh nggak lagi-lagi deh ngasih duit ke anak cowok.
Di waktu yang sama, ada anak laki-laki lain yang datang ke arah pasangan muda-mudi di sebelah kami. Dan sudah dipastikan, tu anak pasti lagi minta-minta duit. Dan saat itu aku menyadari bahwa mungkin anak kecil yang minta-minta duit buat beli rokok itu mulai menjadi budaya.

sumber : https://blogintanmutia.files.wordpress.com/

Pernah pada suatu kesempatan, aku mengikuti sebuah seminar dengan judul “Peningkatan Pemahaman Pemuda tentang Bahaya HIV-AIDS, Kenakalan Remaja, Narkoba Tahun 2015”. Dalam seminar itu dihadirkan mantan pengguna narkotika yang bercerita bahwa keinginannya menggunakan narkoba berawal dari merokok, kebiasaannya dalam mengonsumsi rokok membuatnya menginginkan hal yang lebih, hingga mengantarkannya pada narkotika. Bisa dipikirkan, bukan? Jika seorang anak kecil sudah mengkonsumsi rokok, nggak menutup kemungkinan dia akan mudah tergoda untuk mengonsumsi narkoba pada saat remaja.

Ada kejadian lain yang bikin aku lebih mengelus dada, waktu itu malam minggu, sekitar jam setengah 2 malam. Aku, mas Bayu, Ana, dan mas Ami ngopi di pinggiran jembatan Suramadu. Kebetulan waktu itu kami habis karokean bareng mas Huda dan mas Robby. Honestly, itu pertama kalinya aku pergi sampai semalam itu seumur hidupku. Back to the pinggiran Suramadu, jadi di daerah itu banyak banget ABG labil yang lagi ngumpul bareng teman-temannya. Dari badan anak SD sampai SMA, semua ada disana. Yang bikin aku heran, itu para bocah pada nggak dicariin sama emak-babenya apa? Seingatku, waktu aku seumuran mereka, jam segitu aku lagi bobok cantik di kasur, bukannya nongki bareng teman begitu. 
Dan yang berkumpul disana bukan cuma anak cowok aja, tapi ada beberapa anak cewek juga. Dengan perbandingan 5 : 1. Satu cewek dikelilingi dengan lima cowok. Dan yang lebih menyayat hati, ada beberapa cewek yang menggunakan baju yang, subhanallah, bikin nafsu cowok-cowok membara. Belum lagi mereka itu kalau naik motor, suka gotik alias gonceng tiga dengan aturan satu cowok di depan, satu cewek ditengah, dan satu cowok lagi di belakang. Bisa dibayangin kan tiga orang boncengan mepet-mepet di motor, itu cowok-cowok pada menang banyak.

Masih di seminar yang sama, saat itu ada seorang ibu-ibu yang aku lupa namanya dan jabatannya, waktu itu beliau bercerita tentang aktivitas tengah malam di daerah Kenjeran. Jadi kata beliau, di Kenjeran itu banyak kegiatan balap-balapan. Dan disana juga ada beberapa cewek yang ikut berkumpul disana. Dan yang bikin aku syok, ibu itu berkata bahwa ada beberapa cewek yang dijadikan sebagai piala bergilir. Ngerti? Harus ngertiin sendiri ya.
Coba kita renungkan, betapa terancamnya generasi muda kita sekarang. Seks bebas dan Narkoba mulai terasa dekat sekali dengan kita. Jika saja kita tidak dibantengi dengan pendidikan dan juga agama, bisa diyakini kita akan ikut tercebur di dunia itu. Sebagai generasi muda, calon pemimpin bangsa, ayo kita saling bahu-membahu dan bekerja sama untuk menperbaiki generasi kita ini. Jadikan Indonesia menjadi lebih baik lagi!

Comments

  1. Sedih ya Dil kalo ngeliat sendiri hal2 mengerikan seperti itu ada di sekitar kita :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya wid. Lebih mengerikan dari yang kukira pokoknya :(
      Eh maaf ya belum sempat main ke blog-mu. Masih sibuk nugas banget ini. Huhu...

      Delete

Post a Comment