Yakin Warna Almamater Bisa Bikin Sukses?

Banyak masyarakat kita yang berpikir bahwa kalau kuliah di universitas negeri yang ternama, pasti akan sukses. Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin, menjadi incaran setiap fresh graduate-nya SMA. Dan universitas swasta pun nggak jarang hanya menjadi cadangan bila tidak lulus di universitas negeri.

Setiap kita ngeliat teman yang bisa kuliah di universitas negeri yang terkenal, kita hampir berdecak kagum dan berkata, “Ih hebat ya si anu bisa kuliah di sana. Aku juga pengen deh”. Terus hebatnya dimana?

Mamaku dulu pernah berkata. “Semua sekolah itu sama, ilmu yang dikasih sama, yang membedakan itu muridnya. Kalau muridnya emang dasarnya pinter, maka dia akan pintar dimana pun sekolahnya.” dan begitu juga dengan kesuksesan. Toh pada dasarnya ilmu bisa didapat dimana saja. Kuliah hanya membantu kita mendapatkan gelar yang sah. Pada kenyataannya banyak lulusan SMA yang berpenghasilan lebih daripada sarjana, kan?

Sebagai contoh, aku punya teman bernama Rian. Selepas SMA, dia mengabdi pada TOTAL. Awal saat kutanya berapa gajinya, dia cuma bilang “Alhamdulillah”. Waktu kupancing dengan pertanyaan, “Nyampe dua digit nggak yan?”. Dia berkata, “Ya nyampe lah segitu”. Bayangin aja, lulusan SMA gajinya dua digit. Lah kita yang D-III Keperawatan, gaji cuma 2 juta doang udah syukur banget. *nangis bombay*

Back to the succes. Sukses itu, yang kutau, bergantung pada empat hal, yaitu usaha, doa, ikhtiar dan tawakal. See? Almamater nggak pernah disebutkan dalam syarat untuk sukses kan?

sumber : http://3.bp.blogspot.com/

Aku sendiri sudah membuktikan bahwa alamamater bukanlah segala. Aku masih ingat pada akhir tahun lalu sampai awal tahun ini, aku sempat putus asa dalam mencari pekerjaan. Bulan Desember 2014, aku menyebar lamaran ke beberapa pelayanan kesehatan. Aku sempat berpikir mencari pekerjaan akan mudah, apalagi dengan nama kampus yang benefit dan nilai cum laude. Tapi aku salah. Dua bulan aku berharap. Dua bulan pula tidak ada panggilan wawancara satu pun. Hingga pada awal Februari, aku dipanggil wawancara oleh klinik Matahari. Namun tidak ada panggilan kerja setelah itu. Seminggu kemudian, aku mendapatkan lagi sebuah panggilan wawancara dari klinik-baru-yang-nggak-usah-disebut-namanya. Mereka menawarkan pekerjaan dengan tiga syarat, 1) Pegawai harus mau ditempatkan dimana saja (contohnya di apotik, administrasi, dll), 2) Pegawai hanya diberi gaji sebesar 1 juta rupiah dan hanya diberikan 80% pada masa training, 3) Pegawai tidak diperbolehkan mengundurkan diri selama 1 tahun, tapi jika tetap ingin mengundurkan diri maka harus membayar denda. Aku seorang ahlimadya keperawatan dengan biaya kuliah yang nggak murah dan berencana untuk melanjutkan kuliah tahun ini, aku menolaknya. Hingga akhirnya pada akhir bulan Februari, aku mendapatkan panggilan kerja di Klinik Matahari.

Dalam hidup ini ada tiga hal yang tidak pernah kita tau, yaitu rezeki, usia, dan jodoh. Entah seberapa bagusnya almamater kita, seberapa terkenal kampus kita, seberapa tinggi nilai di transkrip nilai kita, rezeki tetap Allah yang mengatur. 

Jadi jika memang tujuanmu kuliah hanya untuk bisa menulis nama perguruan tinggi di CV, coba perbaiki lagi niatmu. Karena saat bekerja, yang digunakan bukan nama almamatermu tapi ilmu di otakmu dan keterampilanmu. Jadi tuntutlah ilmu sebaik mungkin dimana pun kamu berada. Ciao!