Why People Stay Single?

Sumber : http://www.jodohsejati.net/

Usia 20-an adalah usia tergalau yang pernah aku lalui, melebihi masa-masa pubertas. Karena di masa ini adalah masa dimana kita para orang-orang dewasa muda mulai menginjakkan kaki di dunia yang keras ini. Dan segala kegalauan yang kita alami ini nggak jauh karena keinginan kita untuk sukses. Iya, kami para usia 20-an ingin sukses dalam pendidikan kami, pekerjaan kami, bahkan asmara. Asmara? Iya asmara.
Di usiaku yang ke 21-tahun-kurang-5-bulan ini, aku mulai merasa tersisih dari teman-temanku. Sebagian dari teman-temanku mulai mantap menginjakan kaki ke pelaminan. Dan sebagian besar lainnya sudah memiliki seseorang yang siap mendampinginya ke pelaminan, sudah berpacaran selama bertahun-tahun, bahkan sudah melangkah ke pertunangan, intinya mereka seperti sudah menemukan 'the right one'. Sedangkan aku, masih jadi anak ABG kemarin sore yang lebih memilih merindukan mantan daripada membuka hati kembali. Dan bahkan aku mulai berpikir untuk menyerah dalam hal asmara, karena aku selalu gagal dalam hal ini. Aku mulai berpikir untuk menjadi lajang dan berfokus untuk membahagiakan kedua orang tuaku. Walau pun kadang aku selalu merasa kalau aku butuh seseorang untuk berada disampingku. Bagaimana pun juga aku masih memiliki keinginan untuk menikah dalam rentang waktu 10 tahun ini.
Dulu, di kampusku ada seorang guru besar. Beliau pernah menjabat sebagai direktur dan lulusan S3 Keperawatan pula. Pendidikan dan karir beliau ini layak diacungi jempol. Tapi sayangnya, ada satu hal yang kurang dari beliau ini, yaitu seorang pendamping. Di usia beliau yang mungkin menginjak usia 50-an ini, beliau masih sendiri. Dan di saat aku mulai kurang kerjaan, aku mulai berpikir keras, aku mulai menebak-nebak, apa kah yang menjadi alasan kesendirian dari guru besar di kampusku ini. Karena aku yakin, sesibuk-sibuknya seseorang dengan pendidikan atau pekerjaannya, pasti ia ingin ada seseorang yang mendampinginya, melayaninya di saat ia mulai lelah, berbagi kebahagiaan disaat ia mendapatkan kenikmatan, serta menangis bersama di saat ia menemukan kesusahan.
Dan setelah aku berpikir keras. Aku menemukan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi alasan seseorang lebih memilih untuk sendiri. Berikut adalah alesyan-alesyan tersebut.

1. Terlalu malas untuk memulai hubungan yang baru lagi
Ada kalanya seseorang yang telah menjalin hubungan lama dan kemudian hubungannya itu gagal, merasa malas untuk memulai hubungan yang baru lagi. Karena memulai hubungan dari titik nol merupakan salah satu hal yang melelahkan. Di saat kita memulai hubungan yang baru, kita harus belajar beradaptasi kembali, harus menceritakan masa lalu kita kembali, harus mengungkapkan kejelekan diri kita kembali, harus mengenal dan memperkenalkan dengan keluarga masing-masing kembali. Itu semua sungguh melelahkan dan membosankan.

Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com

2. Belum menemukan “the right person”
Haven't found the right person yet. Maybe it's the most popular reason why people stay single. Klise memang, tapi itu lah yang terjadi. Because to find out the right person for us isn't an easy thing. Menemukan the right person itu seperti mencari satu balon berwarna merah marun diantara ribuan balon berwarna merah, hampir sama namun berbeda. Banyak lelaki/perempuan yang berpenampilan menarik, banyak lelaki/perempuan mandiri yang sudah memiliki karir yang luar biasa, banyak lelaki/perempuan yang terlihat seperti orang baik-baik, tapi banyak juga yang memakai topeng. Bahkan di saat kamu sudah sangat mencintai seseorang, sudah mengenggam tangannya erat-erat, sudah memeluk raganya lama-lama, masih sangat memungkinkan bila dia bukan the right person-mu.

3. Terlalu nyaman sendiri
Jalan sendiri, joging sendiri, tidur sendiri, masak sendiri, cucian sendiri, nonton sendiri, senang-senang sendiri. Bebas. Lepas. Nggak tergantung pada orang lain. Nggak menjadi beban dan dibebani oleh orang lain. Nggak ada orang lain yang mengatur dan mengusik kehidupan kita. Iya, aku akui kalau sendiri itu memang terasa nyaman. Dan nggak menutupi kemungkinan juga kalau ini lah alasan beberapa orang untuk tetap bertahan untuk sendiri. Karena dirinya suudah terlalu nyaman menjalani hidup sendiri.

sumber : http://izquotes.com/

4. Terjebak di masa lalu
Gagal move on. Mungkin bagi beberapa orang, move on itu adalah hal yang gampang. "Tinggal cari aja yang lain" begitu kata mereka. Oke, perlu aku tekankan bahwa move on itu adalah hal yang nggak mudah. Terutama untuk orang setia seperti aku, yang udah putus aja masih nyayangin mantan. Ganti pacar itu emang gampang, tapi mengganti orang yang ada di hati itu nggak segampang itu.
Hati itu yang punya Allah. Allah-lah yang membolak-balikan setiap hati dari kita. Jika Allah ingin kita tetap mencintai masa lalu kita, maka kita akan mencintai masa lalu kita, walau pun kita selalu berusaha untuk berhenti mencintainya.

5. Trauma akan pahitnya masa lalu
Diselingkuhi, dilecehkan, dibohongi, dikhianati, diabaikan, ditipu. Semua itu menyakitkan. Akan ada saatnya orang sabar berhenti untuk bersabar. Ada saatnya orang yang selalu berjuang akhirnya menyerah. Di saat sebuah hati sudah terlalu rapuh karena banyaknya hal yang menyakitinya, ada saatnya sang hati itu pun berhenti untuk membuka kembali.

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/

Dan itulah beberapa hal yang mungkin menyebabkan beberapa orang lebih memilih untuk sendiri. Kalau kamu, kenapa?

Comments