Lupakanlah, Kamu juga Pantas untuk Bahagia

Aku lihat beberapa hari ini wajahmu terlihat murung. Aku dengar akhirnya kau putus dengannya, apa itu benar? Maafkan aku yang telah lancang menanyakan hal sensitif ini kepadamu. Aku hanya ingin mengetahui hal apa yang menyebabkan kemurunganmu ini. 
Aku mengerti, kau pasti sedih sekali ya karena telah berpisah dengannya? Aku sangat paham dengan perasaan yang kamu alami ini. Tenanglah, bukan hanya kamu yang menderita karena hal ini. Aku pun pernah beberapa kali merasakan hal yang kamu alami sekarang ini. Kamu tidak perlu merasa seperti orang yang paling menderita di dunia ini.
Aku punya sedikit cerita untukmu, yang mungkin agak membosankan. Kamu tau? Ketika kamu dan dia memutuskan untuk berpisah, otakmu berhenti mengeluarkan hormon kebahagiaan di tubuhmu. Dan otakmu mulai mengeluarkan hormon stress, yaitu kortisol dan epinephrine. Aku pernah membaca pertanyaan seorang PhD dari University of California bernama Naomi Eisenberger, ia berkata bahwa ketika seseorang putus hubungan dengan orang yang dicintainya, otak sulit mengatasinya sendirian yang mengakibatkan otak akan mengirimkan sinyal-sinyal ke tubuh untuk memberitahu bahwa yang kamu alami saat itu adalah rasa sakit (sumber : http://wolipop.detik.com/). Itu lah alasan kenapa otakmu mulai memproduksi hormon kortisol dan epinephrine.
Beberapa kali kau terlihat sedang memegangi dadamu. Apa dadamu terasa sakit? Apa kamu merasa dadamu terasa sesak seperti ada beban berat yang menekan dadamu? Tenanglah, kamu tidak perlu cemas, itu hanya salah satu reaksi tubuhmu karena kesedihan yang kamu rasakan. Hormon kortisol yang dikeluarkan otakmu, pergi ke dadamu. Hal ini membuat dadamu membengkak dan akhirnya timbul rasa sakit dan menekan.
Aku lihat beberapa hari ini kamu juga tidak menghabiskan makananmu? Apa makanannya tidak terlalu enak di lidahmu? Atau kamu sudah terlalu bosan dengan menu yang dihidangkan? Tapi aku rasa tidak. Mungkin ini karena hormon kortisol-mu yang membuat aliran darahmu ke perut menjadi tidak begitu lancar. 
Tapi kamu harus ingat, bagaimana pun kesedihan yang kamu alami saat ini, kamu harus tetap menjaga kesehatanmu. Kamu harus tetap menjaga pola makananmu, walau pun kamu merasa tidak nafsu untuk makan. Aku pernah membaca bahwa Dr Marcelle Stastny pernah meneliti bahwa saat patah hati, otak memproduksi lebih banyak hormon stress yang berimbas pada sistem kekebalan tubuh, hal ini yang akan membuat tubuhmu lebih rawan untuk terkena infeksi (sumber : http://www.infospesial.net/). Jadi, cukup hatimu saja yang sakit. Kamu tidak boleh membiarkan tubuhmu ikut sakit. Jadi tetaplah makanan-makanan yang bergizi, tidur yang cukup, serta beraktivitas seperti biasanya.
Apa sebelumnya aku sudah bercerita padamu bahwa dua bulan yang lalu aku baru saja berpisah dengan seseorang yang sampai detik ini namanya masih sering terngiang ditelingaku? Kami sudah berpisah dua bulan yang lalu. Hampir setiap malam aku merindukannya. Kalau dipikir secara rasional, waktu dua bulan adalah waktu yang cukup untuk move on. Tapi sampai sekarang, aku bahkan masih sering berpikir untuk tidak menjadi rasional dan berharap aku dan dia bisa bersama kembali. Tapi kemudian aku tersadar bahwa mungkin aku memang lebih baik untuk sendiri. Karena disaat aku bersamanya, aku menangis lebih sering daripada saat aku berpisah dengannya. Dan mungkin begitu juga denganmu.
Perpisahan itu memang meninggalkan perih. Ada kalanya kita ingin menghilangkan perih yang kita rasa dengan meminta kembali bersamanya. Tapi aku yakin, keputusan kalian untuk berpisah bukanlah keputusan yang tiba-tiba. Aku yakin ada alasan yang memang nggak bisa menyatukan kalian. Kamu harus ingat, kamu nggak harus jatuh ke lubang yang sama hanya karena kamu tidak bisa menahan perih perpisahan dengannya. Sudahlah, jangan mengingkari dirimu sendiri bahwa dia berkali-kali menyakitimu dan membuatmu kecewa. Aku tau, kamu berharap dia akan berubah. Dan itu bukanlah hal yang salah. Tapi kamu harus sadar bahwa orang yang berjanji akan berubah pun, lama-lama akan kembali ke wujud yang aslinya.
Aku tau, mungkin kata-kataku ini tidak bisa meringankan rasa sesak di dada-mu atau menyembuhkan luka di hatimu. Tapi aku ingin kamu ingat bahwa kamu pantas bahagia. Aku ingin kamu ingat bahwa kamu memiliki keluarga dan teman-teman yang selalu mengasihimu dengan kasih sayang. Jadi janganlah terlarut dalam kesedihanmu. 
Dan aku punya satu kabar gembira untukmu. Disana, di masa depan-mu, diujung persimpangan jalan itu, ada sebuah hadiah untukmu, disana akan ada seseorang yang telah menunggumu. Ia akan mencintaimu dan menjagamu sepenuh hati. Kamu telah mengalami rasa sakit, dan kamu pun pantas untuk menerima hadiahmu.
Sekarang, buanglah penderitaanmu. Lupakanlah kesedihanmu. Kamu sudah melewati hari-hari yang buruk, dan sekarang kau pantas untuk bahagia. Berlama-lama dengan kesedihan, hanya akan membuat keindahan wajahmu jadi memudar. Kamu pantas untuk tampil cantik, dan mempesona dia yang akan mencintaimu kelak. Sampai jumpa besok, aku harap aku akan  melihatmu dengan senyum ceria-mu seperti biasanya!

Comments