It's Never too Late for Success

Ada tiga hal yang akan selalu menjadi rahasia Allah, yaitu jodoh, rezeki dan umur. Tiga hal ini adalah misteri yang nggak akan pernah kita tau. Kita nggak akan pernah tau siapa jodoh kita. Namun kita selalu berharap agar berjodoh dengan orang yang kita cintai. Kita nggak akan pernah tau akan mendapat rezeki darimana. Namun selama ini kita terus meminta agar rezeki kita bisa terus mengalir dengan lancar. Kita nggak pernah tau sampai kapan kita akan hidup. Namun kita selalu berdoa agar umur kita dipanjangkan oleh-Nya.
Jodoh, rezeki, dan umur. Kali ini aku akan membahas tentang kesuksesan. Nggak nyambung? Biar aja yang penting aku seneng. Udah terima aja ya. Insya Allah berguna.
Saat aku berumur belasan. Bagiku kesuksesan adalah mendapatkan piagam penghargaan sebanyak-banyaknya, memenangkan pertandingan sesering mungkin, dan menjadi juara di kelas. Tapi semenjak aku berumur dua puluhan, aku mulai merasa bahwa itu semua bukanlah hal yang penting. Di umur dua puluhan, kamu akan memulai berpikir secara rasional. Kamu akan tersadar bahwa menjadi juara kelas, memiliki nilai yang tinggi, dan memperoleh banyak piagam bukanlah hal yang terlalu berguna untuk mendapatkan karir yang menjulang. IPK-mu nggak akan menentukan gajimu. Karena pekerjaan itu bukanlah tentang siapa yang pintar dan siapa yang bodoh. Tapi tentang siapa yang beruntung dan siapa yang tidak beruntung.
Pernah nggak sih kamu berada di suatu kondisi dimana hampir semua teman-temanmu sudah mulai menggenggam karirnya, sedangkan kamu masih bertahan dengan status pengangguran? Bagaimana rasanya? Apa kamu merasa kamu adalah orang yang paling nggak berguna dan nggak beruntung diantara teman-temanmu? Apa kamu mulai merasa pesimis dengan hidupmu? Apa aku benar? Karena aku pernah berada di posisi itu.
Lima bulan setelah kelulusanku. Hampir seluruh teman-temanku sudah mendapatkan pekerjaan, sedangkan aku masih belum mendapatkan satu panggilan pun. Aku lulus dengan IPK 3,66. Aku sempat sombong karena merasa dengan IPK tersebut aku akan bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Tapi ternyata aku salah. Aku mulai merasa pesimis. Hampir setiap malam aku menangis karena aku merasa aku adalah orang yang paling tidak beruntung. Aku mulai merasa semua usahaku selama kuliah adalah hal yang sia-sia. Hingga akhirnya aku putus asa dan menyerah. Saat itu aku menyadari dua hal. Pertama, keberuntungan adalah faktor terpenting untuk mendapatkan pekerjaan, bukan IPK atau pun prestasi. Kedua, Tuhan akan memberi pekerjaan di saat yang tepat, di saat Tuhan belum memberimu pekerjaan itu artinya Tuhan mengganggapmu masih belum membutuhkan sebuah pekerjaanm, maka bersantailah.
Satu hal yang harus kamu tanamkan di pikiranmu, semua orang ditakdirkan untuk sukses bila mereka berusaha keras. Sekali lagi, semua orang ditakdirkan untuk sukses bila mereka berusaha keras. Nggak jarang kita berpikir bahwa kita telah tertinggal oleh teman-teman kita. Nggak jarang kita merasa bahwa kita telah banyak menyia-nyiakan waktu sedangkan teman-teman kita sudah mulai melangkah menuju kesuksesan mereka. Tapi kita sangat jarang mengingat bahwa kita juga bisa sukses, kita juga ditakdirkan untuk sukses, bila kita berusaha keras dan tidak menyerah begitu aja.
Ada satu teori yang luar biasa yang ditulis oleh Random Kim, profesor dan mentor terbaik di Seoul National University, di bukunya yang berjudul Time Of Your Life. Di bukunya itu, ia menulis tentang teori Jam Kehidupan. Jam kehidupan yang dimaksud adalah rentang waktu antara hidupmu ketika lahir hingga meninggal yang dianalogikan dalam 24 jam. Cara menghitungnya adalah dengan membagi 1440 menit (24 jam x 60 menit) dengan angka harapan hidup. Misalnya angka harapan hidup di Indonesia adalah 70 tahun. Mari kita bagi 1440 dengan 70, maka kamu akan mendapatkan 21 menit untuk satu tahun hidupmu. Ini berarti satu tahun hidupmu sebanding dengan 21 menit. Nggak ngerti? Sama.
Sekarang aku berumur 20 tahun. Dan coba kita cara dimanakah arah jarum kehidupanku berada? Kita tinggal mengalikan angka 20 tahun dengan 21 menit, maka akan menghasilkan 420 menit. Kemudian 420 kita bagi dengan 60 menit, maka kita akan mendapati angka 7. Yap, jam kehidupanku di umurku yang ke 20 tahun ini berada di arah jam 7 pagi.
Umurku 20 tahun dan aku masih berada di jam 7 pagi. Jam 7 pagi adalah waktu dimana orang-orang bersiap untuk beraktivitas atau bahkan masih bisa menikmati susu hangat sambil membaca koran. Itu artinya aku masih berada di waktu dimana aku memang harusnya masih bersiap-siap menuju kesuksesan. Bahkan merupakan hal yang tidak apa-apa bila aku masih sedikit bersantai karena aku masih punya seharian penuh untuk mendapatkan kesuksesanku. Masih nggak ngerti juga? Sana gih ke warung padang, beli otak. Becanda, bro
Inti dari postingan kali ini adalah aku ingin mengingatkan bahwa tidak apa-apa untuk tertinggal dari teman-teman kita sekarang ini dan tidak apa-apa jika kita masih belum bisa menjadi apa-apa sedangkan teman-teman kita sudah mulai melangkah menuju kesuksesan, karena kita masih punya banyak waktu untuk berusaha keras. Jadi jangan pesimis dan jangan menyerah karena itu hanya membuang-buang waktumu. Tetaplah berusaha, karena bagaimana pun hasilnya, aku yakin pasti akan ada jalan menuju kesuksesan.
Selamat berjuang! Semoga bermanfaat!

Comments