Untukmu, Jodohku.

Kapan bisa begini?

   Assalamualaikum, ayah dari anak-anakku. Apa kabarmu disana, sayang? Aku harap kamu sehat-sehat disana, selalu diberi kemudahan oleh Allah dalam segala urusanmu, dan selalu diberi Hidayah oleh-Nya. Tak usah kau cemaskan keadaanku disini, aku baik-baik saja disini, Insya Allah atas perlindungan-Nya. Tak usah kau risaukan aku disini, aku akan tetap setia menantimu untuk datang ke rumahku dan bertemu kedua orang tuaku.

   Kamu berada dimana sekarang? Apa kamu berada di negara yang berbeda denganku? Apa kamu berada dipulau yang berbeda denganku? Apa kamu berada di kota yang berbeda denganku? Apa kamu berada 60 km dariku? Apa kamu berada 8 m di depanku? Atau bahkan selama ini kita sudah pernah saling bersama dan duduk berdampingan? Entahlah dimana pun kamu berada, aku harap kamu tetap mendirikan shalat dan berdoa kepada-Nya agar kita dapat segera dipertemukan. Dimana pun kamu berada aku harap kamu sedang berusaha menjadi imam yang baik untukku dan anak-anak kita.

   Sayang, maafkan aku yang sampai sekarang nggak bisa mengenalimu. Maafkan aku yang sampai sekarang belum dapat menemukanmu. Sungguh semua keterangan tentang dirimu masih dirahasiakan oleh-Nya. Mungkin Allah sedang menulis kisah romantis tentang kita yang nggak akan pernah kita sangka sebelumnya. Tapi bagaimana pun kisah kita nanti, pasti Allah sudah menentukan kisah yang terbaik untuk kita.

   Wahai pemimpin rumah tanggaku, aku nggak akan berharap lebih darimu, aku nggak akan menuntut lebih darimu, karena aku sendiri menyadari bahwa aku nggak sempurna. Aku hanya berharap kamu menerima aku apa adanya, menerima semua kelebihan dan kekuranganku, menerima semua kesalahan yang terjadi di masa lalu, menerima kecacatan kecacatan yang ada pada diriku. Aku hanya berharap kamu adalah seorang imam yang bertanggung jawab atas diriku dan anak-anakku. Aku hanya berharap kamu disana sedang memperbaiki diri sebagaimana aku memperbaiki diriku. Aku hanya berharap kamu disana sedang memantaskan dirimu sebagaimana aku memantaskan diriku untukmu. Aku hanya berharap kamu adalah jodoh dunia dan akhiratku. Aku hanya berharap aku adalah satu-satunya wanita yang akan menjadi makmum-Mu selain anak-anak kita. Sebelumnya maafkan aku yang berkata nggak berharap lebih darimu padahal banyak yang kuharapkan darimu.

   Apa kamu tau, sayang? Aku mulai merindukanmu. Semoga Allah mengizinkan kita untuk segera bertemu. Disini aku sedang berusaha merajut masa depan agar bisa menjadi kebanggaanmu, kebanggaan orang tua kita dan anak-anak kita. Doakan aku agar aku bisa menjadi istri yang pantas untukmu dan Ibu yang berhasil dalam mendidik anak-anak-Nya.

   Kau adalah surga bagiku, sayang. Ridhomu adalah surga untukku. Perintahmu adalah kewajiban untukku. Kau adalah pemimpin rumah tanggaku. Kau adalah sahabatku yang menjadi tempat aku berbagi di setiap waktu. Kau adalah rekanku dalam membangun sebuah istana di surga-Nya. Kau adalah pakianku. Dan aku adalah pakaianmu. Doakan aku untuk tetap mempertahankan dan terus memperbaiki hijabku serta akhlakku, karena bagaimana aku bisa menjadi pakaianmu, karena bagaimana aku bisa menutup auratmu (aibmu), jika aku nggak bisa menutupi auratku.

   Sayang, tulisan ini kutulis sebelum aku mengenalimu dan sebelum kamu menikahiku. Karena saat ini aku bahkan nggak tau siapa kamu dan dimana kamu. Semua yang kutulis disini adalah harapan-harapanmu terhadapmu. Biarlah harapan-harapan ini kuabadikan dalam blog ini, biarlah harapan-harapan ini menjadi sebuah doa. Semoga kamu selalu mendapatkan perlindungan dari-Nya. See you soon, honey!

Comments