Kost Tahun Pertama : Bye Suterejo!

Tahun pertamaku di Surabaya akhirnya sudah terlewati. Yay! Itu berarti masa kontrakku di kost lama pun ikut berakhir. Kost tahun pertamaku di Surabaya memang nggak terlalu buruk, tapi nggak terlalu bisa dibanggakan pula. Berkat kerja keras Mamak dan Bapakku bulan Juli 2015 silam, mereka mendapatkan sebuah kost-kost an yang menurut Bapakku nyaman dan menurut Mamaku nggak pengap. Mereka mendapatkan kost itu hanya seharga 5.000.000/tahun. Well, sebenarnya mereka bilang kalau kost itu harganya 500.000/bulan tapi jika dibayar per tahun maka di diskon menjadi 5.000.000/tahun. Tapi waktu aku tinggal disana, teman-teman bilang kalau disini adalah kost tahunan, bukan bulanan. Itu artinya kalau kita bagi menjadi perbulan, maka harga aslinya adalah sekitar 416.000/bulan. Lumayan murah.
Dari sisi letak, kost ini terletak sangat strategis. Dekat dengan Kampus C Unair, sangat dekat dengan Unmuh Surabaya, bersebelahan dengan fotocopyan dan konter, berhadapan dengan laundry, dan dikelilingi oleh berbagai makanan ala mahasiswa. Letak kost ini memang tepat untuk mahasiswa. Namun sayangnya, jika hujan sangat deras, ada kemungkinan untuk kebanjiran. Kost ini memang dilengkapi oleh suatu paret yang sangat lebar di depannya untuk menghadang hujan, tapi ada kalanya sang paret nggak mampu menahan air yang berjatuhan hingga akhirnya menyebabkan kost ini kebanjiran. Selama satu tahun aku kost disini, hanya satu kali aku merasakan namanya kebanjiran. Setidaknya nggak sering-sering amatlah. Hehe..
Kost ini terbagi atas tiga zona, zona depan, zona tengah, dan zona belakang. Setiap zona terdapat wifi, dua kamar mandi, satu tempat cucian. Aku sendiri di tempatkan di zona tengah dimana terdapat wifi yang-selama-aku-ngekost-disini-udah-rusak-dua-kali-dan-baru-dibaikin-kalau-bapak-kost-lagi-mood (wifi IDR 10.000/bulan), satu tempat cucian, dua kamar mandi yang nggak sebanding dengan jumlah kamar (kamar berjumlah 10 dan hampir 50% satu kamar diisi oleh dua orang), dan air PDAM yang dijatah sama Bapak kos.

parkiran motor sekaligus memasuki kawasan zona depan
ini adalah kondisi zona tengah
Ini adalah tempat cucian di zona tengah
ini adalah kamar mandi besar
Ini adalah kamar mandi kecil
Kondisi kamarnya cukup baik, beralaskan keramik, dan berdindingkan beton. Dilengkapi dengan satu ranjang, satu kasur (tanpa bantal, guling, dan seprai), satu meja, satu lemari, satu pintu, dan satu jendela. Ukuran kamarnya cukup luas hingga aku nggak tau ukurannya berapa.

This's my room. Di depannya ada router wifi, rak sepatu,
dan tempat gantungan handuk, Welcome!
Ini adalah tempat tidur, tempat melakukan segala aktivitas termasuk nyemil,
 nugas, blogging, galo, dsb. Dibawahnya terdapat perlengkapan mandi + nyuci, 
dan kabel listrik dari Ita (thank Ita!). Disebelahnya terdapat sebuah meja 
dimana aku ngeletakin semua perlengkapan dari make up sampai setrikaan.
Ini adalah lemari dengan tiga koper di atasnya.
Dan -maaf- sepatu yang berantakan.
Spot gantungan dan juga tempat peralatan masak
Pojokan kamar, tempat meletakkan helm, baju kotor,
baju yang belum di setrika, tas, laptop, dsb.
Ada kost, maka ada peraturan. Sebenarnya aturan di kost ini hanya ada tiga, piket sesuai jadwal, gerbang di tutup jam 21.00 (terserah lo mau pulang apa kaga) dan baru dibuka jam 05.30, dan nggak boleh masukin cowok ke dalam (termasuk Bokap, Sepupu, dsb). Selebihnya bebas!
Mayoritas anak kost yang tinggal disini adalah mahasiswa Unmuh Surabaya yang bersuku Madura. Yap, selama satu tahun aku tinggal di area madura dan aku masih sama sekali nggak paham dengan bahasa mereka. Tapi sebenarnya, mereka cukup menyenangkan kok.
Itu lah sekilas review tentang kost lama aku dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Walau pun sering ngedumel tiap hari karena hampir selalu nggak ada air, wifi rusak, kondisi rumah yang suka bikin serem sendiri, dan jam malam yang hanya sampai jam 9 malam, tapi akhirnya aku bisa melewati satu tahun pertama ini dengan baik.  Goodbye, Suterejo!

Quote of the day: Kenyamanan tempat tinggal datangnya bukan dari kesempurnaan, tapi datang dari bagaimana cara kita bersyukur dengan nikmat yang ada.

Comments

  1. "Ukuran kamarnya cukup luas hingga aku nggak tau ukurannya berapa."

    Dil... are you okay? Haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. I'm okay, Widu. Moso iya aku harus ngukur bener-bener pake meteran. Apalagi perkiraan luas ruanganku jauh dari kata akurat. Lagian pas SMA kan ulangan dimensi tiga, remedi. Haha..

      Delete
    2. Duh jangan diingatkan lagi masa masa kegelapan itu Dil haha.

      Delete

Post a Comment