Hiruk Pikuk Semester Dua


Semester ini bener-bener lebih berat dan lebih menantang dari semester sebelumnya. Kalau semester lalu aku masih bisa keluyuran tengah malam tiap minggu, semester ini aku bahkan nggak bisa jauh-jauh dari aroma tugas. Dapet tidur nyenyak aja sudah bersyukur banget. Bisa makan teratur aja sudah bahagia. Sempat jalan sama mas Bayu aja sudah luar biasa. Cucian sempat kecuci aja sudah keajaiban. Bahkan aku nggak punya waktu untuk homesick. Totally tired, but fun (perhaps). Well, inilah beberapa tantangan yang aku telah lewati selama ½ semester dua ini.

1. Perubahan kelompok
Aku pernah ceritain hal ini disini, dimana aku akhirnya tergabung di kelompok yang isinya adalah para mahadewa, sedangkan aku hanyalah makhluk jelata. Belum lagi, kami merupakan kelompok pertama di kelas yang artinya harus siap sebagai hidangan pembuka dalam setiap penugasan. Ya, senang nggak senang, betah nggak betah, pada akhirnya aku harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Toh ternyata tergabung di sisi para mahadewa ini nggak buruk-buruk amat kok. Kadang juga terasa amat menyenangkan. Ini ngomongnya seriusan loh. Walau pun cara kerjanya berbeda. Kalau di kelompok sebelumnya aku hanya bertanggung jawab terhadap 1 topik perkuliahan, di kelompok ini aku harus bertanggung jawab terhadap 5 topik perkuliahan, walau pun aku nggak sendirian tapi ini udah berhasil bikin aku nggak pernah tidur nyenyak selama ½ semester.
2. Perubahan Metode Pembelajaran
Kalau semester lalu kami hanya ada metode ceramah, SGD (Small Group Discussion), e-learning, dan PJBL (Project Based Learning). Semester ini metode pembelajaran sedikit dimodifikasi dengan menambahkan metode DL (Discovery Learning), SDL (Self-Directed Learning), dan Jigsaw. Baiklah mari kujelaskan satu per satu. Metode ceramah, metode ini selalu menjadi metode favorite, dimana mahasiswa hanya mempunyai kewajiban untuk datang dikelas, duduk, dan mendengarkan. Sedangkan metode SGD selalu menjadi momok di setiap semester, dimana setiap kelompok harus membuat satu makalah dengan beberapa topik didalamnya untuk setiap mata kuliah. Metode e-learning, metode ini adalah metode tersantai yang pernah ada dimana proses pembelajaran terjadi di dunia maya, kamu bahkan bisa mengikuti perkuliahan hanya dengan bobok manis di kamar sambil memberikan beberapa komentar terhadap pembahasan, sayangnya metode e-learning pada semester ini hanya sedikit berkontribusi. Kemudian ada PJBL yang merupakan kegiatan paling bergengsi, dimana setiap kelas harus melakukan pengabdian masyarakat sesuai dengan mata kuliah masing-masing, bisa dibilang ini adalah kegiatan pembelajaran yang paling ribet dan memerlukan banyak biaya. Metode DL, merupakan suatu metode dimana suatu kelompok harus membuat satu topik pembahasan pada saat jam pembelajaran, dan di akhir pembelajaran akan ada kelompok yang dipilih secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi. Biasanya sebelum pembelajaran dengan metode DL ini dimulai, kami sudah menyiapkan bahan meteri, bahkan sudah mengerjakannya terlebih dahulu agar pada waktu jam pembelajaran kami bisa sedikit nyante. Metode SDL adalah metode yang paling menantang dimana kita harus membuat suatu presentasi per individu untuk ditampilkan pada jam pembelajaran. Metode ini adalah metode yang paling menyita waktu untuk tidur, beristirahat, dan bersenang-senang di luar jam pembelajaran. Dan yang terakhir adalah metode Jigsaw, metode ini adalah metode yang kebanyakan dari kami menganggap ini merupakan metode yang paling tidak efektif, dimana mahasiswa di kelompok utama dipecah untuk bergabung di kelompok baru yang membahas suatu topik dan kemudian kembali lagi ke kelompok utama untuk menjelaskan pembahasan yang didapatkan serta mempersiapkan presentasi, di akhir pembelajaran akan ada kelompok yang dipilih secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pada metode ini biasanya kita sudah nyiapin materi, dan pas jam pembelajaran, kita tinggal copy paste dari materi yang kita dapat dan santai-santai.
3.  Kuliah Subuh
Pada semester ini, kami mendapat mata kuliah filsafat dimana prof Taat, dosen kedokteran, menjadi salah satu pengajar kami dalam lima pertemuan berturut-turut. Prof Taat merupakan orang yang disiplin, beliau mengajarkan nilai-nilai yang baik untuk kami. Bahkan beliau selalu mengingatkan kami untuk mendirikan shalat tahajud setiap hari pada pukul (sekitar) 02.00 melalui grup WA. Beliau adalah satu-satunya dosen yang meminta mahasiswa untuk masuk jam 04.45. Dan itu merupakan tantangan bagi aku yang punya Bapak kos yang sukanya buka gerbang kos jam 5-an. Kebetulan beliau mengajar kami setiap hari Kamis, jadi hampir setiap Rabu malam aku bakal melalang buana mencari tempat berteduh supaya bisa kuliah subuh. Aku sangat berutang budi sama mbak Pus dan Anna yang sudah mau bersedia numpangin aku tidur di kontrakan/kosannya. Makasih ya mbak Pus dan Anna!
4. Jadwal Kuliah yang Berantakan 
Semester lalu, jadwal perkuliahan kami lebih terorganisir. Dimana ada hari yang khusus disediakan untuk perkuliahan di kelas, dan ada hari khusus untuk praktikum. Jadwal semester yang lalu, Senin dan Selasa adalah hari praktikum kami, dan Rabu hingga Jumat merupakan hari perkuliahan kami di kelas. Pada semester ini, jadwal praktikum dan perkuliahan di kelas di lebur menjadi satu. Dimana satu hari terdapat jadwal praktikum dan perkuliahan di kelas. Jujur, kami agak kesulitan dalam hal ini. Walau pun sudah difasilitasi dengan jadwal perkuliahan yang begitu terstruktur, tapi ada saja hambatan yang membuatan rencana perkuliahan menjadi terhambat sehingga membuat jadwal perkuliahan dan praktikum jadi terganggu. Belum lagi jumlah kelas yang terbatas sehingga membuat kami agak kesulitan untuk membuat jadwal dengan dosen.
Ya itulah sedikit tantangan yang harus aku lalui selama ½ semester ini. And now here we are, guys. Sampai lah kita dipertengahan semester. Dan mulai Senin depan, selama dua minggu, aku akan menjalani ujian tengah semester. Doain ya semoga bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, untung-untung kalau dapat A. Hehehe. Semoga readers yang lagi, telah, atau bahkan menjelang UTS juga dimudahkan ya dalam ujiannya. Jangan minta restu orang tua dan berdoa. Well, see you!

Comments

  1. Dila, design banner postingannya bagusss *oot hehe sorry*

    Btw, kalo alih jenjang gini emang kuliah berapa semester sih Dil?

    ReplyDelete
  2. Hehe makasih widu.
    Alih jenis pendidikan akademis-nya 3 semester, widu. Tambah pendidikan prodesi 2 semester. Jadi totalnya 5 semester. Huhu lama.

    ReplyDelete

Post a Comment