Short Escape to Golden Tulip Balikpapan Hotel and Suites


Dalam rangka menemani kak Septi menjemput suaminya, saya jadi dapat “tumpangan gratis” untuk really short escape ke Golden Tulip Balikpapan Hotel and Suites. Ini adalah kali pertama saya menghabiskan malam di Balikpapan, setelah dewasa. Karena setiap kali ke Balikpapan, biasanya saya hanya menghabiskan waktu di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan untuk menunggu penerbangan.

LOBBY

Untuk orang yang baru pertama kali berkunjung ke Golden Tulip Balikpapan Hotel and Suites seperti saya, perjalanan untuk mencapai lobby dari parkiran, sungguh sangat tidak sederhana. Saya harus turun dulu ke lantai 2 menggunakan lift, melalui beberapa lorong, melewati resepsionis dari The Malibu Suites Balikpapan (yang ternyata bersebelahan gedung dengan Golden Tulip namun berbeda manajemen), baru bisa mencapai lobby hotel yang terletak di tengah-tengah gedung.

Tapi ternyata, perjalanan panjang menuju lobby terbayar lunas ketika melihat hamparan laut diujung mata, disertai dermaga pendek dan kolam renang yang terletak persis dibelakang lobby. Melihat pemandangan ini rasanya sudah seneeeeng banget. Seperti melihat harta karun di tengah-tengah pandemi.

Pemandangan dari lobby yang sangat seru sekali!
Penasaran untuk melihat kamarnya, saya langsung check in dengan melengkapi beberapa formulir dan membayar deposito sebesar Rp 300.000. Saya rasa depositonya memang agak terlalu besar, lebih dari setengah harga dari 1 kamar semalam, tapi kemudian saya bisa memaklumi ketika melihat fasilitas yang disediakan. Ohya, deposito disini bisa dibayar melalui debit, jadi bisa lebih praktis.

ROOM

Kesan pertama yang saya dapatkan ketika masuk ke dalam kamar adalah wanginya yang khas Kalimantan banget. Jadi, wangi kamarnya ini mirip banget dengan wangi bedak dingin yang dulu sering banget dipakai buat perawatan kulit ala-ala anak Kalimantan. Ini unik banget sih.

Kamar dengan tipe deluxe twin.
Nah, kamar yang saya pesan kali ini adalah tipe Deluxe Twin, berukuran 33 m2, yang mana sebenarnya konsep kamarnya ini mirip dengan apartemen studio di mana tempat tidur, ruang tamu, dan dapur berkumpul dalam satu ruangan. Fasilitas yang disediakan di sini pun cukup lengkap layaknya apartemen, ada seperangkat sofa tamu, peralatan tidur, dan sesetel peralatan memasak, semuanya lengkap. Jadi nggak heran kalau depositonya sebesar itu. Hanya saja bagi saya yang agak minimalis, banyaknya furniture di dalam kamar - apalagi furniture-nya ini ukurannya besar-besar - membuat kamar ini menjadi agak sempit dan begitu penuh. Tapi so far, masih bisa dinikmati sih.

Kitchen set lengkap dengan meja makan, kulkas, kompor, bahkan panci.
Sofa tamu yang semakin melengkapi fasilitas di kamar
Favorite spot saya di kamar ini adalah jendelanya yang menghadap ke (nyerempet) pinggir laut. Rasanya seneng banget bisa liat laut dari dalam kamar, apalagi waktu sunset, rasanya girang banget bisa liat sambil rebahan santai dari jendela kamar.

Jendala kamar yang menghadap ke rumah penduduk dan (nyerempet) ke laut
BATHROOM

Kamar mandi di hotel ini cukup legang jika dibandingkan dengan ruangan di kamar. Kamar mandinya sendiri terbagi dari dua ruangan, yaitu ‘ruang basah’ – tempat untuk mandi di bawah pancuran shower – dan ‘ruang kering’ – tempat wastafel dan closet berada.

Ruang basah dan ruang kering pada kamar mandi.
Untuk toiletries yang disediakan cukup lengkap, ada sabun mandi cair, sabun batang, sampo, kondisioner, sikat gigi dan odol – yang sayangnya hanya disediakan satu, cotton buds, sanitary bag, dan body lotion. Btw, I’ll be honest, I felt in love with smell of the body lotion, wanginya kopi banget, suka. Sangking sukanya, saya yang agak anti bawa toiletries pulang, akhirnya mengecualikan toiletries milik Golden Tulip ini untuk dibawa pulang. Nggak mau rugi pokoknya!

Seperangkat toiletries di Golden Tulip. Siapa yang nggak tertarik kalau bentuknya lucu begini.
FACILITY

Fasilitas di hotel ini sebenarnya banyak banget, ada layanan pijat dan spa, pusat kebugaran, kolam renang outdoor yang menghadap ke laut, lapagan tenis, bar di pinggir laut, tempat bermain anak, dermaga, parkiran yang luas, hingga restaurant. Tapi karena waktu saya terbatas, saya hanya sempat mengunjungi beberapa fasilitas saja.

OUTDOOR SWIMMING POOL

Kolam renang yang menghadap langsung ke laut. Ada yang bisa menolak untuk berenang disini?
Kolam renang di hotel ini tidak cukup besar untuk menampung banyak orang. Oleh karena itu saat ini, apalagi dalam kondisi pandemi, hotel menerapkan pembatasan pengunjung yang berenang di dalam kolam. Dan saya setuju sekali dengan aturan ini, karena beberapa kali saya berkunjung ke berbagai hotel untuk berenang, tamu yang berenang itu banyaaak banget. Bikin males.

Yang menarik dari kolam ini adalah letaknya yang berhadapan langsung ke laut. Jadi, bisa banget berenang sambil menikmati nuansa alam yang agak kekotaan. 

DERMAGA

Dermaga yang biasa dipakai untuk spot berfoto dan melihat keindahan laut
This is my first favorite spot in this hotel. Dermaga ini cocok banget untuk nikmatin lautan luas, sambil nikmatin semilir angin. Selain itu, tempat ini juga instagramable banget untuk berfoto.

Pemandangan dari dermaga hotel
Sungkem dulu sama yang kasih tumpangan kesini
TAMAN & TEMPAT BERMAIN ANAK

Bangku taman tempat di mana bisa duduk santai sambil menikmati suara ombak
This is my second favorite spot in this hotel. Di tempat ini tuh disediakan beberapa kursi untuk bersantai di pinggir laut, dan juga wahana bermain anak. Saya kesini waktu pagi-pagi sekali, waktu matahari masih belum naik, dan rasanya nyaman banget disini. Duduk diem, melihat lautan, sambil nikmatin suara ombak, rasanya itu seperti 'nggak ada lebih nikmat dari ini'.

TULIP BAR

Tulip Bar dengan dekorasi ala-ala Bali-tanpa-papan
Tulip Bar ini adalah salah satu fasilitas yang agak ke Bali-tanpa-papan-an. Jadi, di Tulip Bar ini disediakan tempat nongkrong , DJ, dan beberapa suguhan-yang-tentunya-berbayar, yang bisa dinikmati dari sore hingga malam hari. Istimewanya, tempat ini terletak di pinggir pantai. What such a good idea.

RESTURANT

Ronde pertama menu sarapan pagi saya. Jangan tanya ronde berikutnya ya.
Karena tipe kamar yang saya pilih tidak ada pilihan ‘dengan breakfast’, maka untuk menikmati sarapan, saya harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 115.000 per satu orang secara buffet. But I didn't regret it, karena menunya banyak banget, ada egg station –seperti hotel pada umumnya, ada bubur, soto, salad, nasi-nasian, dan berbagai macam roti serta dessert. Menu andalan saya sendiri di hotel ini adalah soto banjarnya. Menurut saya, soto banjarnya enak banget, mirip dengan buatan mama saya yang biasanya hanya dibuat sewaktu lebaran idul fitri. Nendang!

LOCATION

Ngomog-ngomong soal lokasi, posisi hotel ini sebenarnya cukup strategis. Jika ingin berbelanja, kita bisa pergi ke Balikpapan Super Block yang hanya terletak sekitar 1,56 km dari hotel. Sementara jika sudah bosan, kita langsung bisa cus traveling ke Bandara yang letaknya hanya sekitar 5,4 km dari hotel. Hehe.

CONCLUSION

Staycation di pinggir laut adalah salah satu impian liburan saya. Menikmati sunrise yang malu-malu meninggi, mendengarkan suara ombak berkejaran, dan merasakan angin laut yang menyapu kulit. Saya pikir, hal itu bisa saya dapatkan jika saya pergi ke Lombok, Bali, atau Indonesia bagian Timur lainnya. Tapi ternyata, dalam jarak ± 3 jam saja dari Samarinda, saya bisa mendapati liburan impian saya itu di Golden Tulip Balikpapan Hotel and Suites.

Ini adalah hotel yang cukup mengesankan untuk saya. Jika saya kembali lagi ke Balikpapan, hotel ini akan menjadi salah satu hotel andalan saya. Jika kalian tertarik untuk menginap di hotel ini, kalian bisa menghubungi :

GOLDEN TULIP BALIKPAPAN HOTEL AND SUITES
Kawasan Grand Sudirman - Jl. Jendral Sudirman No. 7 Balikpapan

Comments

  1. Enak bgt kayaknya deh itu jalan kaki ke BSB pagi2 yak. Jaraknya masih manusiawi hehe. Dilaaa, kalau udah ga pandemi pengen deh ajak liburan bareng ke Lombok icip2 hotelnyaaa #eya #shamelessinvitation

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi. Iya wid, semoga pandemi lekas berakhir ya. Padahal target tahun lalu dan awal tahun ini, ke Lombok, tapi dikalahkan sama Covid-19.

      Delete

Post a Comment