Menikmati Senja di Pemandian Serayu Samarinda

Kolam besar di Pemandian Serayu. Sumber : Koleksi Pribadi
Sebenarnya saya sudah beberapa kali mendengar tentang Pemandian Serayu Samarinda dari sepupu yang sering berenang di sini. Sempat beberapa kali merencanakan untuk pergi kesini untuk membayar rasa penasaran, tapi rasanya nggak asik banget kalau cuma sendirian. Dan akhirnya pada akhir Desember kemarin, saya memiliki kesempatan untuk berkunjung langsung di tempat ini dalam rangka liburan keluarga dadakan. 
Pemandian Serayu ini terletak di kawasan wisata tanah merah. Saya sendiri kurang tau lika-liku perjalanan menuju tempat ini, karena sepanjang perjalanan, saya digencet oleh Lana, sepupu yang ukuran tubuhnya 2 – 3 kali lipat dari saya, dan Nabika, keponakan saya yang makin hari makin montok kaya kalkun. Alhasil saya pun hanya bisa berdoa di sepanjang jalan semoga tulang saya nggak remuk. Tapi seingat saya, jalan masuk menuju Pemandian Serayu ini melewati jalan pedesaan dimana lingkungan sekitarnya tampak masih asri sekali. Untuk lebih mudahnya saya sertakan maps di bawah ini ya. 



Sesampainya kami di Pemandian Serayu, kami langsung dibagikan tiket satu per satu oleh Bu Cucut, tante saya yang punya dua anak abegeh, yang kali ini berperan sebagai bandar. Terima kasih, bu Cucut. Tanpa basa-basi, kami pun segera melangkah ke gerbang masuk. 
Setelah berganti pakaian, saya pun langsung terjun ke kolam tanpa ragu-ragu. Beruntung, kolam hari ini nggak terlalu penuh, jadi saya bisa agak sedikit leluasa mengepakkan kaki. Ngomongnya sudah kayak orang yang bisa berenang aja. Karena di beberapa instastory teman-teman yang pernah kesini di hari libur, kolam ini selalu penuh dengan orang. Jar urang banjar tu hibak banar, cil ai.
Kesan pertama tempat ini, takjub. Untuk ukuran kolam renang biasa, bagi saya tempat ini sudah lumayan bagus. Jadi, tempat ini memiliki 2 kolam renang, satu ukuran anak-anak dan satu ukuran dewasa. Untuk ukuran besarnya sendiri, saya kurang paham sih, tapi mungkin cukup untuk menenggelamkan semua mantan kamu. Duh Dila. Nah, di kolam renang anak sendiri, terdapat satu ember tumpah dan beberapa peresotan dengan ukuran yang berbeda. Kebayang dong gimana senangnya Nabika yang berkali-kali minta ditemenin main perosotan, untung tantenya nggak tau malu. 
Di kolam besar juga nggak kalah asik, karena disini pun disediakan peresotan dewasa yang cukup tinggi dan menantang adrenalin. Uwu. Tapi saya sendiri belum sempat mencoba sih, bukannya takut, tapi lebih memikirkan keamanan diri. Karena setelah saya pikir-pikir kalau saya jatuh di tempat yang dalam dimana kaki saya nggak bisa napak, kan nggak lucu, ntar saya kelelep. Fyi, buat kamu atau anak-anak yang nggak bisa berenang, disini juga menyediakan penyewaan ban kok. Jadi nggak perlu repot-repot ngelepas ban kendaraan ya. 
Setelah puas berbasah-basahan, saya pamit dari kolam lebih dulu untuk mandi. Ngomongin soal mandi, kamar mandi disini sebenarnya cukup terawat, sayangnya beberapa pengunjung memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan sehingga tampak kotor di beberapa sudut. Oleh karena itu, penting banget sebenarnya untuk tetap bersama-sama menjaga kebersihan di fasilitas umum. Meski pun terkesan sudah membayar tiket masuk, tapi bukan berarti bebas untuk tidak ikut memelihara fasilitaskan? 
Segar pasca mandi, saya langsung melalang buana ke perbukitan di belakang kolam yang sedari tadi menarik perhatian saya. Kalau kata Nabika, mencari pemandangan indah. Dan benar saja, setelah menaiki beberapa anak tangga dan jalan berbukit, tampak pemandangan hijau yang dilengkapi dengan area bermain anak dan juga pendopo yang berdiri kokoh. Kegirangan melihat ayunan yang sepi, saya pun langsung berayun menaikinya sambil menikmati suasana sore yang sejuk dari atas sini.


Pemandangan di sekitar perbukitan. Sumber : Koleksi Pribadi.
Bosan berayun, saya kembali memuaskan rasa penasaran dengan menyusuri jalan perbukitan kembali. Tak jauh berjalan, saya menemukan miniatur candi-candi yang tersusun rapi berserta ibu-ibu gauls dan pasangan muda yang lagi sibuk berfoto kesana-kemari. Buat makhluk Kalimantan yang jarang ketemu candi sih pasti seneng banget ketemu ginian. Sayang saya hanya sendirian, jadi nggak bisa minta untuk difoto.

Candi yang mungkin dibuat oleh Mr. X sebagai permohonan balikan sama mantan. Sumber ; Koleksi Pribadi
Puas mengambil beberapa foto, tentunya setelah menunggu ibu-ibu gauls dan pasangan muda berganti posisi, saya pun kembali turun ke bawah untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan para tante-tante. 
Buat saya, tempat ini worth it banget sih untuk di kunjungi, meski dalam perjalanannya memakan waktu yang nggak sebentar (sekitar ± 30 – 45 menit). Tapi dengan harga tiket yang hanya Rp 20.000 dan udah bisa puas berenang, mengajak anak bermain, plus menikmati spot keren itu rasanya nggak rugi sama sekali. Ya nggak sih? 
Pengen banget sih mengeksplore lebih banyak lagi tempat main di Samarinda. Tapi terkadang rasa mager menguasai tubuh ini untuk pergi dari rumah. Semoga kedepannya saya bisa lebih rajin main ya!

Comments

  1. Wah kebetulan kemarin kami mengadakan arisan keluarga di pemandian serayu juga. Seruu banget. Btw, salam kenal yaa saya dari Mutia dari samarinda juga. Kami ada lho grup kecil blogger samarinda siapa tahu mbak mau gabung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah semoga berkesan ya mbak acara arisannya. Salam kenal juga, mbak Mutia. Saya Dila. Wah boleh tau apa nama grupnya, mbak? Dulu sering nyari tapi nggak pernah ketemu yang aktif.

      Delete

Post a Comment