Kampoeng Ilmu : Wisata Pendidikan & Buku Murah

Sumber: Mawan Sidarta (Kompasiana)
Mungkin bagi sebagian orang buku hanyalah sekumpulan kertas yang dijilid menjadi satu. Atau hanya alat persembunyian diri saat sedang tertidur di kelas. Atau malah hanya sebagai pelengkap dekorasi ruangan. Entah. Tapi bagi sebagian orang yang lain, buku itu seperti kehidupan, dimana ide mengalir dengan tenang hingga membawa pembacanya perlahan-lahan masuk ke dunia khayal. Atau seperti seorang pacar yang selalu menemani di setiap saat dan setiap tempat. Ya, buku bisa menjadi apa saja bagi setiap orang.
Jika seandainya buku adalah kehidupan bagi seseorang, maka toko buku akan menjadi sumber kehidupan baginya. Ya, bagi beberapa orang toko buku bisa menjadi surga. Siapa sangka, toko yang jumlahnya nggak lebih banyak dari toko fashion itu bisa begitu berarti bagi orang lain. 
Ngomong-ngomong soal toko buku. Beberapa hari yang lalu, aku jalan-jalan bareng Kiki. Kami berencana untuk membeli buku TOEFL Preparation. Beberapa hari sebelumnya, aku udah coba cari buku-buku TOEFL di toko sensor, tapi ternyata harga buku TOEFL-nya udah ngelebihin harga satu helm bogo, kan sayang duitnya #mentalanakkos. Akhirnya, aku pun ngajak Kiki untuk pergi ke Kampung Ilmu. Denger-denger sih, kampung ilmu ini gudangnya buku bekas. Tapi menurut pernyataan Kiki -orang yang pernah nyasar sampe kesana- selain menjual buku bekas, disana juga banyak buku baru yang harganya miring abis. Nah, nah, jadi penasaran kan?
Kampung Ilmu ini terletak di pinggir jalan Semarang No.55. Tenang aja, jangan takut tersesat, karena di depannya terdapat baliho besar yang bertuliskan ‘Kampoeung Ilmu’. Nah sesampainya ditempat ini, kamu akan disambut dengan lahan parkiran yang terletak persis di samping kantin dan pendopo yang berwarnakan merah-hijau. Untuk memarkirkan sepeda motor, kita hanya perlu membayar jasa parkir seharga Rp 2.000 saja yang dibayar saat mau pulang.

Sumber : Rizaldo Maarief (Kompasiana)
Kampung ilmu ini terdiri dari dua lantai. Di lantai satu terdapat beberapa toko buku yang tersebar mengelilingi pendopo, selain itu terdapat juga kantin, kolam, mushola, dan wc. Di lantai dua terdapat gedung serba guna yang bagus, jika terawat. Eits, jangan berpikir kalau tempat ini bakalan kumuh, panas, atau sumpek ya. Karena tempat ini dihiasi oleh banyak pohon-pohon besar yang membuat tempat ini jadi terkesan rindang. 
Buat nyari buku disini juga nggak susah, loh. Walau pun nggak semewah toko-toko buku ternama di luar sana. Tapi di tempat ini mempunyai penjaga toko yang bakal siap membantu kamu untuk mencari buku apa aja, tinggal sebutin aja buku apa yang kamu cari. Tentang harganya, dijamin miring. Aku bisa mendapatkan buku TOEFL dengan ketebalan 658 halaman, hanya dengan Rp 40.000. Memang cetakan kertas di dalamnya hanya seperti fotocopy-an, tapi toh nggak mengubah isi ilmu di dalamnya kan? Selain buku TOEFL, aku juga membeli kumpulan cerpen yang kudapatkan dengan harga Rp 25.000, padahal harga aslinya sekitar 40.000-an loh. Ohya, kebetulan Kiki juga membeli novel di tempat yang sama, dia bahkan mendapatkan novel itu hanya seharga Rp 25.000 dengan harga asli Rp 66.000. Gila kan? Karena aku dan Kiki beli barengan, jadi kita minta diskon lagi, dari keseluruhan total seharga Rp 90.000, didiskon menjadi Rp 80.000. Hanya dengan Rp 80.000, udah dapat 1 buku TOEFL, 1 buku novel, dan 1 kumpulan cerpen. Murah gila, kan? Dan jangan salah, buku yang kami beli, semuanya adalah buku baru. Masih ada harga aslinya, masih dalam kemasan, dan bau buku barunya itu masih berasa banget. Pokoknya untuk mahasiswa, anak sekolahan, atau untuk siapa aja yang pengen nyari buku murah, tempat ini recommended banget!
Ohya, selain di kampung ilmu, ada satu lagi tempat toko buku murah dengan harga miring di Surabaya. Toko buku ini terletak di dalam pasar Blauran. Aku sendiri, belum pernah masuk kesana. Meski pun sering lewat. Mungkin, kapan-kapan kali ya boleh main-main kesana. Btw, happy reading, guys!
Quote of the day: Baru atau pun bekas keadaannya, mahal atau pun murah harganya, tidak akan mengubah isi dari suatu buku.

Comments