Collection O 15 Taman Melati Merr Surabaya : Menikmati Surabaya Timur dari Ketinggian


Hai! Haloooo! Nggak terasa ya, ternyata sudah 8 bulan saya hilang dari blog ini. Delapan bulan terakhir ini memang salah satu masa yang terberat dalam hidup saya, banyak banget yang terjadi. Misalnya, sejak akhir April lalu saya akhirnya mulai bekerja di salah satu RSUD Provinsi Kalimantan Timur dan tenggelam dalam pekerjaan yang shift-shiftan. Kemudian bulan Juni, nyokap sempat terkena serangan stroke dan harus kehilangan sebagian kemampuannya untuk mengurus diri sendiri, sehingga saya harus membagi waktu untuk ngerawat nyokap di rumah hingga sekarang. Lalu akhirnya, baru di bulan ini saya bisa menyempatkan diri untuk selonjoran sambil bercuap-cuap di blog ini. Ah, rasanya rindu sekali ya.

Apa kabar kalian? Apa hidup sedang baik-baik saja? Kuharap begitu.

Ngomong-ngomong tentang kabar, bulan Oktober lalu saya baru saja berhasil kabur dari hiruk-pikuk Samarinda. Kembali mengunjungi kota favorite saya sejak kecil, Surabaya. Rasanya baru Februari kemarin sejak terakhir kali saya menginjakkan kaki di kota metropolitan itu, tapi sudah banyak sekali perubahan yang terjadi. Seolah-olah bu Risma nggak punya kata lelah untuk terus membenahi kota ini. Sehat-sehat terus ya, bu Risma!

Ada yang menarik dari kunjungan saya ke Surabaya kemarin, karena apartemen milik Adhi Persada Properti yang dibangun dekat dengan kampus saya, akhirnya jadi dan sudah bisa ditinggali. Dan hebatnya, apartemen yang bernama Taman Melati Apartment Merr Surabaya ini juga menyiapkan penginapan yang bisa diakses dengan mudah dari Traveloka. Karena penasaran, saya kemudian melakukan reservasi untuk menginap di apartemen ini selama 2 hari. Ohya, di Traveloka sendiri, hotel ini dinamakan Collection O 15 Taman Melati Merr Surabaya, karena ternyata hotel ini termasuk dalam  jaringan Oyo Rooms.

Saya sampai di Surabaya pada 2 Oktober, sekitar jam 1 siang, dan langsung dijemput dengan orang pernah menyebut dirinya ‘ojek kehidupan’ since 2015 – mas Bay. Setelah sempat kebocoran ban saat keluar dari Bandara Juanda dan singgah untuk makan siang di Soto Cak Harr, mas Bay langsung mengantarkan saya ke Taman Melati Apartment.

It’s such a high-rise building. Dan saya pastikan, kalian nggak akan kesulitan nyari gedung ini karena ketinggiannya mencolok banget dari gedung-gedung di sekitarannya. Taman Melati Apartment ini terletak di Jalan Mulyorejo, tepatnya disebelah kiri jalan kalau kita berangkat dari perempatan ACC Unair, nggak jauh pokoknya dari Wisata Kuliner Mulyorejo.



Ketika saya memasuki area lobi, saya cukup terperangah karena ruangannya yang cukup luas dengan designnya yang berkelas. Cukup berhasil memberikan first impression yang sangat apik untuk menutupi beberapa titik-titik kekurangan karena masih dalam tahap pembangunan. Segera, saya menuju receptionist untuk melakukan check-in. Setelah menunjukkan bukti reservasi dan menyerahkan kartu identitas sebagai jaminan, saya diberikan kunci pintu classic dan elevator access card, lengkap dengan penjelasan mengenai arah menuju kamar.

Area lobby dan meja receptionist. It's cool, isn't?
Kamar saya terletak di lantai 30, yang mana bisa diakses dengan nyaman menggunakan lift. Karena kalau pakai tangga, I might be die alone. Saat membuka pintu kamar, saya benar-benar terkesaaaaaaan sekali. Because there was a beautiful view out there. Bayangin aja, saat buka pintu, saya langsung disajikan sebuah ruangan yang salah satu sisinya menyajikan pemandangan live Surabaya Timur lengkap dengan jembatan Suramadu dan sebagian tanah Madura. Rasanya tu bener-bener uwuuuu banget deh. 

View di pagi hari. Percaya deh, view ini lebih cantik kalau diliat langsung.
View di malam hari. Btw, deretan lampu paling atas yang agak melengkung itu jembatan suramadu, loh!
Awalnya saya sempat berharap dapat kamar yang langsung menghadap ke kampus. Tapi Allah itu memang baik, mungkin Dia nggak mau saya bangun pagi lalu ingat pernah nangis sesunggukkan di sepanjang jalan kampus karena remedi ujian EKG atau pernah dikatain punya otak kaya anak SD waktu bimbingan skripsi. Thanks God for your attention..

Lanjut. Kamar yang saya tempati berukuran 14 meter persegi, dilengkapi dengan balkon yang pintunya tidak bisa dibuka. Honestly, saya agak sebel tentang hal ini. Karena tergoda banget untuk angin-anginan di balkon tapi ternyata balkonnya memang sengaja dikunci. Belakangan, saya jadi mikir, bisa jadi balkon tersebut sengaja ditutup untuk menghindari kecelakaan, seperti jatuh dari balkon. You know, it’s 30th floor, and you might be die if you fall from it. Apa ini cuma pikiran saya aja yang psiko, ya? Hehe..

Pintu balkonnya yang di sebelah kanan, ya..
Apa saja yang ada di dalam kamar? Well, sebenarnya untuk ukuran di kelasnya, hotel ini sudah lumayan lengkap ya. Kasur dengan ukuran king size alias double bed, smart tv dengan beberapa siaran yang mungkin memang agak terbatas, lemari dengan beberapa hanger di dalamnya, tempat sampah, telepon, dua buah botol mineral, wi-fi yang lumayan kenceng, wastafel, cermin, dan kamar mandi yang mungkin agak kecil dan tidak artistic tapi cukup bersih dan nyaman untuk digunakan. Ngomongin soal kamar mandi, toiletries di hotel ini juga lumayan komplet. Kamu bakal nemuin satu botol shampoo & body wash yang tertempel di dinding kamar mandi, dua buah handuk di lemari, sepasang sikat gigi di atas wastafel, sebotol lotion dan hand soap di dinding samping wastafel. Pokoknya, you don’t need to pack for toiletries if you go to this hotel.

Double bed yang tersedia. Btw mon maap geng, ini kasur sudah dipake tidur semaleman makanye sudah kaga rapi lagi.  
Smart tv dengan kursi leyeh-leyeh, bersampingan dengan lemari.
A table side dengan dua botol mineral dan peralatan remot.
Wastafel, lengkap dengan cermin, dan lotion serta hand soap.
Kamar mandi yang simple dan kecil tapi bersih.
Ohya, selain menyediakan kamar yang nyaman, hotel ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang bisa bikin saya ngerasa worth it banget sudah ngabisin waktu di tempat ini. Di lantai 1, terdapat coworking space yang bisa digunakan untuk nugas bareng-bareng teman. Sementara di lantai 6, ada beberapa fasilitas olahraga seperti lapangan basket, jogging track, dan kolam renang. Tapi untuk menggunakan fasilitas lapangan basket, kalian harus bawa bola masing-masing ya, karena hotel ini tidak menyediakan benda bulat itu.

Area lapangan basket. Ngeliat ini bikin gatel mau mantul-mantulin bola, nggak sih?
Kolam renang. Kedalamnya kurang lebih seleher saya, kira-kira 1,5 meter.
Kolam renang ini juga dilengkapi dengan kolam kecil dan ruang tunggu. Seru, kan?
Pemandangan gedung yang dilihat dari lantai 6.
Ada satu kekurangan dari hotel ini, yaitu tidak memiliki restoran dan pelayanan breakfast. Alhasil seluruh penyewa bertanggung jawab untuk mengurus perutnya masing-masing. Tapi jangan khawatir, meski tidak memiliki resto, kalian nggak bakal kesulitan untuk mencari makanan disini, karena hotel ini berada di kawasan kos-kosan yang mana warung makan akan ada dimana-mana. Bahkan nggak jauh dari seberang hotel, saya sudah dapat mencapai Wisata Kuliner Mulyorejo yang menyajikan berbagai ragam macam makanan bak food court versi sederhana. Mager buat keluar? Tenang, ada abang-abang ojek online yang bersedia membelikan kita makan. Jadi, nggak perlu khawatir.

So far, dua hari menginap di hotel ini asik banget sih, apalagi dengan jendela kamar yang menyuguhkan pemandangan yang cantiknya keterlaluan itu beneran bikin betaaaah, aslik. Hanya saja, kadang kebisingan di luar kamar terdengar sampai ke dalam, membuat saya berkali-kali terbangun dari tidur. But it’s okay sih. Lebih lebih lagi, lokasi hotel ini strategis banget kalau mau kemana-mana. So, it’s very good place to stay.

Saya menginap di hotel ini sampai tanggal 4 Oktober. Awalnya pengen banget sih memperpanjang sewa, karena sudah terlanjur jatuh cinta. Tapi karena niat saya pengen mengeksplore hotel lain, jadi mau nggak mau, saya harus tetap kekeuh untuk checkout. Batas checkout di hotel ini sama seperti hotel pada umumnya, jam 12.00. Prosesnya pun nggak lama. Saya hanya perlu menyerahkan classic key dan elevator access card yang diberikan saat check-in, lalu petugas akan memeriksa ruangan sembari meminta saya untuk duduk di kursi yang disediakan, selang beberapa menit petugas memanggil saya untuk mengembalikan kartu identitas saya, dan proses selesai.

Setelah checkout, saya menunggu mas Bay yang tiba-tiba hilang kabar padahal katanya mau anterin pindah hotel. Lalu akhirnya saya memutuskan untuk menantinya sambil nongkrong di coffee shop yang terletak persis di pojok ruang lobby. Dan ternyata, coffee shop disini juga nyaman banget tempatnya. Simple but fun. Saya masih ingat, waktu itu saya pesan segelas cappucino dan kentang goreng. Rasanya? Nggak kalah sama coffee shop ala-ala yang sedang menjamur diluar sana, harganya juga masih lumayan mahasiswawi. Pegawai disana juga ramah banget. Pokoknya siplah untuk menghabiskan waktu untuk menunggu mas Bay yang ternyata ketiduran dan baru menjemput setelah 1 jam lebih aku nunggu. Huhu. Dasar tuman.

Suasana coffee shop yang sederhana tapi berhasil bikin nyaman, nggak beda jauh kaya kamu lah.
Kesimpulannya, hotel ini oke sih buat siapa aja yang pengen menghabiskan waktu bersama keluarga, dengan ditemani pemandangan Surabaya Timur. Mungkin kalau saya ke Surabaya lagi, hotel ini bakal jadi salah satu hotel andalan saya kali ya. Hihi.

Btw, ada yang tau saya pindah ke hotel apa setelah ini? Tunggu di post selanjutnya, ya! Ciao..

Warm Regrads

Comments

  1. Haha sama banget ih Dil, liburan di satu kota yang sama tp pindah pindah hotel karna gatel matanya pengen cobain semua xd

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Penasaran aja gimana interior dan fasilitas-fasilitasnya. Dan memang pindah-pindah hotel itu bikin nagih sih.

      Delete

Post a Comment