RAP!

Modifikasi dari: https://i.ytimg.com/
Reza Arap Oktovian, youtuber yang mengaku sebagai gamer ganteng idaman ini pasti sudah nggak asing lagi bagi gamers Indonesia. Bukan hanya terkenal sebagai youtuber yang memiliki konten games saja, tapi sosok ini juga sudah memiliki beberapa lagu dan memainkan sebuah film.
Reza Arap Oktovian, gamers ganteng idaman. F*ck pencitraan. Nakal tapi tampan. Di youtube gue ngomongnya an*ng bangs*t, tapi di instagram semua cewek-cewek mendekat. Sok suci? Gue bukan ustad. Nggak punya sayap tapi mirip malaikat. Dulu sahabat, sekarang jadi bangs*t. Youp.
Penggemar lagu Young Lex pasti kenal dengan lirik lagu di atas. Yap, ini adalah salah satu lagu Reza Arap Oktovian dan beberapa youtubers lainnya bersama rapper muda Indonesia, Young Lex, yang berjudul Ganteng-Ganteng Swag (GGS). Lagu ini sempat mengundang pro dan kontra diantara beberapa kalangan karena mengandung kata-kata yang (maaf) kotor. Selain itu, kalimat ‘Youtube lebih dari TV? BOOM!’ yang terdapat di dalam lagu itu sempat mengundang kontroversi beberapa blogger seperti irvinalioni dan alit. But well yeah, disini aku nggak pengen menghakimi tentang lagu tersebut atau apa pun itu. Jadi mari kita lupakan saja dan anggap saja itu salah satu karya anak bangsa Indonesia yang patut kita hargai dari sisi baiknya.
Kembali ke Reza Arap Oktovian. Memang, masih banyak orang yang nggak mengenal sosok yang lebih suka dipanggil Arap ini. Aku sendiri baru mengenalnya saat dia berada di youtube Arief Muhammad yang bertema QnA bersama #AripArap. Penampilan Arap yang bertato sempat membuat aku berpikir, kenapa ni Arief bisa main-main sama orang tatoan? But so far, di dalam youtube tersebut, Arap terlihat sebagai sosok yang fun. Hal itulah yang membuat aku penasaran tentang Reza Arap Oktovian.
Btw, buat yang nanya-nanya siapa itu Arief Muhammad, beliau ini adalah salah satu youtuber yang hits belakangan ini. Sempat jadi seleb twitter bersama SPBU (Shitlicious, Poconggg, Benakribo United) sebagai @poconggg. Beliau juga sempat nulis buku loh. Anak-anak twitter tahun 2010-an pasti kenal deh sama sosok beliau yang sukanya bikin bully-an soal jomblo ini. Baik, mungkin sekian tentang arief.
Balik lagi ke Arap. Udah tatoan, item, pendek, lah sekarang ngapain gue bahas-bahas diye di blog gue? Satu alasan kenapa aku nulis tentang dia adalah, karena aku mengagumi dia. Yap, aku kagum dengan kerja kerasnya. Aku kagum dengan semangatnya. Dan aku kagum sama kreativitasnya. Meski pun isi konten di youtubenya terlihat nggak penting-penting amat, tapi bagi aku semua isi yang ada di youtubenya adalah karya-karya yang patut dihargai. Setidaknya, nggak semua orang bisa ngedit video, ngomong sok asik di depan kamera, dan main game sehebat dia, kan? Bahkan baru-baru ini, dia meraih penghargaan di Korea untuk kategori Most Populer Channel di Indonesia. That’s cool, right?

Karena rasa penasaran aku ke Arap, akhirnya aku mencoba untuk browsing-browsing di google tentang dia. Beberapa blog yang memuat tentang dia, ngebuat aku semakin tau dan semakin mengagumi sosoknya. Karena dibalik kesuksesannya yang sekarang diraihnya, ternyata ada sisi kehidupan yang sempat gelap. Ya, semenjak bayi dia harus menghadapi perceraian ayah dan ibunya yang membuat dia harus hidup hanya dengan ibunya yang seorang guru tari. Tarianlah yang menjadi sumber kehidupan bagi ibunya dan juga dirinya. And lucky him, buah jatuh nggak jauh dari pohonnya, tarian bukan hanya menjadi bakat ibunya yang menghidupinya sejak kecil, tapi juga menjadi potensi yang tumbuh dalam dirinya. Saat arap tumbuh dewasa, ibunya memutuskan buat pindah dari Jakarta. Namun karena Arap terlalu nyaman dengan Jakarta, dia pun bertekad untuk tinggal di Jakarta seorang diri. Segala usaha dia lakukan untuk menghidupi dirinya sendiri, mulai dari menjadi penjaga wanet hingga ngojek. Sebelum akhirnya dia bertemu seseorang yang mengajaknya bekerja sebagai seorang MC dan memutuskan untuk masuk ke dalam dunia youtube. Seandainya gue jadi Arap, mungkin gue bakal memilih untuk tetap berlindung dibawah ketek emak gue daripada harus kerja banting tulang kesana kemari hanya untuk menuhin ego gue yang pengen hidup sendiri. Tapi toh Arap bertindak sebaliknya, itulah kenapa aku mengagumi dia. Setidaknya aku kagum karena semua yang dia dapatkan sekarang, harta, karir, ketenaran, semuanya, dia dapatkan dari angka 0.
Ngomong-ngomong soal tatonya Arap. Jauh sebelum aku mengagumi Arap, aku paling anti dengan orang bertato. Ya, aku hidup dilingkungan 'kaku' yang membuat aku selalu berpikir bahwa orang yang bertato itu pasti memiliki perilaku yang negatif. Tapi Arap ngebuka mata aku bahwa nggak semua orang bertato itu nggak berguna atau hanya jadi preman. Mungkin Arap memang bertato, bahkan suka berkata kotor. Tapi ada satu hal yang aku sadari, dibalik semua kejelekannya yang kasat mata, dia punya satu kelebihan yang selalu kita abaikan yaitu semangat muda untuk berkarya.
Semangat berkarya, kadang kita lupa akan hal itu. Kita tenggelam terhadap hal yang sudah ada. Hanya duduk tenang menjadi penikmat diantara orang-orang yang berusaha untuk menjadi lebih. Merasa menjadi pemuda/i yang 'baik-baik' karena tidak memiliki tato atau memakai narkoba, namun sebenarnya tidak menghasilkan apa-apa. Lantas apa gunanya? Hal ini membuat aku tersadar untuk tidak memandang jelek seseorang hanya karena tatonya. Ya, jika kita merasa lebih baik daripada orang-orang yang bertato, maka buktikanlah. Jangan hanya bisa menjelekkan ini itu lewat lisan dan tatapan mata yang kejam. Karena itu namanya pembunuhan karakter (baca: hal ini aku katakan diluar konten keagamaan). Akhir kata aku cuma pengen mengingatkan bahwa sejelek-jeleknya seseorang, pasti ia memiliki sisi positif yang bisa kita ambil hikmahnya. Selamat berkarya!

Comments